PERANAN DAN FUNGSI SUMBER BELAJAR
Minggu, 18 November 2012
Jumat, 02 Desember 2011
Ujian Akhir Semester Pascasarjana
PASCA SARJANA PROGRAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM ASYAFI'IYAH
SOAL
1. Jelaskan Pengertian sumber belajar yang dikutip, menurut 5 pendapat para ahli, kemudian dikemas menjadi pendapat sendiri.
2. Jelaskan perbedaan Sumber Belajar dengan Bahan ajar dan uraikan beserta contohnya.
3. Secara skematik prosedur merancang sumber belajar mengikuti langkah sebagai berikut :
Jelaskan ke-6 langkah tersebut?
3. Secara skematik prosedur merancang sumber belajar mengikuti langkah sebagai berikut :
4. Buatlah Rencana Pembelajaran / RPP dalam persiapan mengajar saudara dalam kelas, yang disesuaikan dengan kondisi kelas, letak geografis, keterbatasan sarana dan lain-lain, dengan melibatkan sumber belajar secara optimal?
5.
Jika saudara menjadi pemangku kebijakan dibidang pendidikan di
kabupaten Sukabumi, Program apakah yang akan saudara lakukan terkait
dengan peningkatan kualitas pendidikan yang berorientasi pada
engembangan sumber belajar?
JAWABAN
1. Pengertian Sumber belajar Menurut Para Ahli
- Menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT (As’ari, 2007) sumbr belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
- Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi unt uk Pembelaj aran, makalah, 2004)
- (Suryosubroto, 1988). dan Sumber Belajar. Merupakan berinteraksi secara efektif dengan sumber belajar. Seseorang yang mengalami kegiatan belajar, berarti terjadi proses interaksi edukatif antara seseorang dengan lingkungan atau sumber belajarnya secara aktif. ... Ide-ide atau pengertian-pengertian yang sudah tersimpan dalam diri seseorang dapat berguna untuk bahan mengingat-ingat sekaligus untuk mempelajari sesuatu
Menurut pandapat sendiri Dalam
pengertian ya ng sederhana sumber belajar (learning resource) adalah
guru dan bahan-bahan pelajaran baik buku-buku bacaanatau semacamnya.
Dalam disain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu
komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber
2. Apakah Perbedaan Sumber Belajar dan Bahan Ajar berikut contohnya?
- Sumber belajar (learning resource), umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.Sebagai contoh Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membant u siswa dalam belaj ar sebagai perwuj udan dari kurikulum. Bent uknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak at au kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa at aupun guru. ) Dengan demikian makasumber belaj ar j uga diart ikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekit ar, benda, dan orang yang mengandung inf ormasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan t ingkah laku
- Bahan Ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan aj ar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa Bahan tertulis maupun bahan tidak tert ulis.Bahan aj ar at aut eaching- material, terdiri atas dua kat a yaitu teach ingat au mengaj ar dan material atau bahan.Contoh Bahan Ajar (a). Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. (b). Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelaj ari/ dikuasainya.
3. Penjelasan Prosedur Merancang Sumber Belajar
1.Analisis kebutuhan
Kegiatan
ini dilakukan untuk mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan
perancangan sumber belajar di sekolah berdasarkan tuntutan
karakteristik setiap mata pelajaran dalam kurikulum berbasis
kompetensi, baik dari sisi kompetensi yang harus dimiliki, maupun dari
segi materi ataupun bahan yang akan disampaikan kepada anak didik.
Disamping itu, analisis kebutuhan didasarkan atas masukan-masukan dari
para pengelola dan pelaksana pembelajaran meliputi: kepala sekolah,
pengawas, guru dan siswa.
Analisis
difokuskan kepada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam merancang
sumber belajar, termasuk kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan
berkenaan dengan merancang sumber belajar
2.Penetapan sumber belajar
Berdasarkan
analisis kebutuhan yang telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sumber belajar yang akan digunakan. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mengkaji berbagai teori dan hasil analisis kebutuhan
yang telah dilakukan, kemudian menyusun konsep dan konstruknya,
aplikasi, serta implementasinya. Konsep dan konstruk yang telah
tersusun, akan dijadikan rujukan dalam menetapkan sumber belajar.
3.Pengembangan sumber belajar
Pengembangan
sumber belajar ini, dilakukan dengan cara mengkaji dan meneliti
berbagai masukan yang berasala dari penetapan sumber belajar yang
digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya hasil dari pengembangan
tersebut, dapat dijadikan bahan bagi kegiatan revisi pengggunaan sumber
belajar. Hasil revisi ini, kemudian menjadi rujukan untuk digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar.
4.Evaluasi sumber belajar
Kegiatan
ini melihat kriteria keberhasilan dalam merancang sumber belajar dan
mengevaluasi pelaksanaan penggunaan sumber belajar. Dengan evaluasi,
kita dapat mengamati kekurangan-kekurangan yang sumber belajar
tersebut, sehingga ada suatu perbaikan untuk mencapai sumber belajar
yang lebih baik, yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Rencana Pembelajaran / RPP dalam persiapan mengajar saudara dalam kelas
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 18 Kab. Tangerang
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : X (sepuluh) / 1
Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia.
Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan.
4. Mengidentifikasi pengertian benda pemuas kebutuhan.
5. Mendeskripsikan macam-macam benda pemuas kebutuhan.
6. Mendeskripsikan kegunaan benda pemuas kebutuhan.
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
b) Siswa dapat mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
c) Siswa dapat mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan.
d) Siswa dapat mengidentifikasi pengertian benda pemuas kebutuhan.
e) Siswa dapat mendeskripsikan macam-macam benda pemuas kebutuhan.
f) Siswa dapat mendeskripsikan kegunaan benda pemuas kebutuhan.
B. Materi Pokok
Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia
C. Uraian Materi
a) Pengertian kebutuhan
b) Macam-macam kebutuhan
c) Hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan
d) Pengertian benda pemuas kebutuhan
e) Macam-macam benda pemuas kebutuhan
f) Kegunaan benda pemuas kebutuhan
D. Pendekatan
Kontekstual
E. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
F. Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru
mengingatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang kebutuhan
siswa sendiri dan pengertian kebutuhan pada umumnya. Kemudian guru
mempersilakan siswa memasuki ruang audio visual untuk melihat tayangan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan atau melakukan kunjungan ke
pasar di daerah sekitar. Selama kegiatan tersebut, guru menghimbau
siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
b. Motivasi
Pemenuhan kebutuhan adalah salah satu kegiatan ekonomi yang sangat
mendasar. Pada pemenuhan kebutuhan, terlihat sikap seseorang dalam
perencanaan perjalanan hidupnya.
2. Kegiatan Inti
a.
Siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok, di mana masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa).
b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mendeskripsikan pengertian kebutuhan.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan.
e. Kelompok keempat diberi tugas untuk mengidentifikasi pengertian benda pemuas kebutuhan.
f. Kelompok kelima diberi tugas untuk mendeskripsikan macam-macam benda pemuas kebutuhan.
g. Kelompok keenam diberi tugas untuk mendeskripsikan kegunaan benda pemuas kebutuhan.
h. Masing-masing kelompok mempersentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
i. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Penilaian
- Tes lisan dengan beberapa pertanyaan (kognitif)
- Lembar pengamatan (afektif)
- Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku teks Ekonomi
Buku teks, OHP, spidol
5. Program yang dilakukan mengembangkan kualitas pendidikan
sebagai
seorang pemangku kebijakan dibidang pendidikan di kota Sukabumi,
pastilah sangat memahami kondisi dan program apa yang akan saya lakukan
terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan yang berorientasi pada
pengembangan sumber belajar di kota Sukabumi. Ada 3 (tiga) program
yang harus saya lakukan, yaitu :
- menyamakan persepsi di seluruh unsur pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat terkait, bahwa pemanfaatan sumber belajar yang optimal akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk itu perlu diadakan work shop/ In House Training atau bentuk pertemuan lain yang membahas kondisi dan peta sekolah yang ada di kota Sukabumi.
- membuat kebijakan berupa aturan tertulis mengenai kewajiban pemenuhan 8 (delapan) standar nasional pendidikan, terutama terkait sumber belajar. Misalnya : Sekolah wajib mempunyai perpustakaan yang memadai sebagai salah satu sumber belajar, mempunyai lingkungan yang berfungsi sebagai sumber belajar yang nyaman, pembelajaran yang menggunakan aneka sumber belajar dengan ICT yang memadai) sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pembelajaran verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit. Untuk itu perlu dibentuk team dengan mengoptimalkan kerja pejabat yang ada seperti pengawas, dengan melibatkan komite sekolah/ Dewan Sekolah.
- melakukan evaluasi secara berkala tiap semester, dengan memberikan reward kepada peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan yang berprestasi, serta dipublikasikan, tentunya dengan cara yang baik dan elegan. Misalnya dengan pemberian penghargaan serta percepatan sertifikasi bagi pendidik, dan pemberian penghargaan serta kenaikan atau jabatan bagi tenaga kependidikan.
Jumat, 25 November 2011
URGENSI MEDIA ALAMIAH DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN
URGENSI
MEDIA ALAMIAH DALAM MENDUKUNG
PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan
Guru kita sering mendapat kesukaran dalam melaksanakan
tugasnya karena langkanya sumber atau bahan yang dapat digunakan dalam poses
belajar-mengajar. Buku tidak cukup, alat bantu atau alat peraga sangat kurang,
dan lainnya pun tidak cukup. Namun, apakah sekolah akan kita biarkan terus
dengan segala kekurangannya?
Sering terjadi seorang guru tidak kreatif dalam menggunakan metode pengajaran. Mereka sudah cukup puas dengan metode konvensional sehingga kurang memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Mereka mengandalkan metode ceramah yang sangat membosankan sehingga tidak terjadi proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan di dalam kelas.
Akibat dari semua itu sering terjadi seorang siswa mengalami kejenuhan di dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah tidak bisa menimbulkan semangat belajar. Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka bila sang guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena tersebut disebabkan selama ini peserta didik hanya diposisikan sebagai objek atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat peserta didik tidak betah di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para peserta didik bukan hanya sebagai objek tapi juga subyek. Jadi siswa akan menjadi aktif tidak pasif sehingga peserta didik akan merasa betah dalam mengikuti proses belajar mengajar dan paham terhadap penjelasan guru. Untuk mengejawantahkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan cara mendisain model pembelajaran sehingga peserta didik merasa enjoy dan pas atas sajian yang disampaikan oleh guru tanpa merasa bosan dan terkekang.
Sering terjadi seorang guru tidak kreatif dalam menggunakan metode pengajaran. Mereka sudah cukup puas dengan metode konvensional sehingga kurang memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Mereka mengandalkan metode ceramah yang sangat membosankan sehingga tidak terjadi proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan di dalam kelas.
Akibat dari semua itu sering terjadi seorang siswa mengalami kejenuhan di dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah tidak bisa menimbulkan semangat belajar. Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka bila sang guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena tersebut disebabkan selama ini peserta didik hanya diposisikan sebagai objek atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat peserta didik tidak betah di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para peserta didik bukan hanya sebagai objek tapi juga subyek. Jadi siswa akan menjadi aktif tidak pasif sehingga peserta didik akan merasa betah dalam mengikuti proses belajar mengajar dan paham terhadap penjelasan guru. Untuk mengejawantahkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan cara mendisain model pembelajaran sehingga peserta didik merasa enjoy dan pas atas sajian yang disampaikan oleh guru tanpa merasa bosan dan terkekang.
Salah
satu cara untuk meningkatkan belajar siswa adalah dengan memanfaatkan media
pembelajaran. Dengan memanfaatkan media tersebut proses belajar mengajar di
kelas menjadi menarik dan menyenangkan, berbeda dengan pendekatan konvensional
yang hanya mengadalkan ceramah.
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada manusia. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam balajar.
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada manusia. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam balajar.
2. Klasifikasi
media pembelajaran.
Media
pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis
mediaTerdapat lima model klasifikasi yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2)
Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5)Ibrahim
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi
media rumit, mahal, dan media
sederhana. Schramm juga mengelompokkan
media menurut kemampuan daya liputan,
yaitu (1) liputan luas dan serentak
seperti TV, radio, dan facsimile; (2) liputan terbatas
pada ruangan, seperti film, video,
slide, poster audio tape; (3) media untuk belajar
individual, seperti buku, modul, program
belajar dengan komputer dan telpon.
Menurut Gagne, media
diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film
bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh
kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan
dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut hirarki belajar yang dikembangkan,
yaitu pelontar stimulus belajar, penarik
minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi
kondisi eksternal, menuntun cara
berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
pemberi umpan balik.
Menurut Allen, terdapat
sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film,
televisi, obyek tiga dimensi, rekaman,
pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks
cetak, dan sajian lisan. Di samping
mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara
jenis media pembelajaran dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat
bahwa, media tertentu memiliki kelebihan
untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah
untuk tujuan belajar yang lain. Allen
mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:
info faktual, pengenalan visual, prinsip
dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap.
Setiap jenis media tersebut memiliki
perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan
belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Gerlach dan
Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya
atas delapan kelompok, yaitu benda
sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis,
gambar diam, gambar bergerak, rekaman
suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan
berdasarkan ukuran serta kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas
lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua
dimensi; media tanpa proyeksi tiga
dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video,
komputer.
Berdasarkan pemahaman
atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan
mempermudah para guru atau praktisi
lainnya dalam melakukan pemilihan media yang
tepat pada waktu merencanakan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan
media yang disesuaikan dengan tujuan,
materi, serta kemampuan dan karakteristik
pebelajar,
akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran
3. Sumber Belajar yang Terlupakan
Sebenarnya kita sering melupakan
sumber belajar-mengajar yang dapat di lingkungan kita, baik disekitar sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. betapapun kecil atau terpencil, suatu
sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat
kaya dan bermanfaat, yaitu :
- Masyarakat desa atau kota di sekililing sekolah.
- Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
- Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbilang yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber dan alat bantu belajar-mengajar.
- Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan berulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
4. Akrabkan Siswa dengan Lingkungan
Siswa masuk ke sekolah membawa
pengalaman sendiri-sendiri. Mereka mengenal binatang, bahkan mungkin
memeliharanya. Siswa mengenal tumbuh-tumbuhan, bahkan sering menggunakannya sebagai
alat dalam bermain. Tiap hari mereka melihat orang berbelanja di warung, bahkan
mareka sendiri sering melakukannya. Selain itu, mungkin siswa pernah merasakan
betapa hebatnya letusan gunung sehingga bumi bergoyang dan abu bertebaran di
mana-mana.
Kegiatan dan peristiwa ini hanya sebagian kecil saja dari pada yang mereka alami setiap hari. Tetapi apakah mereka akrab dengan lingkungannya? Belum tentu akrab. Untuk mengakrabkan mereka dengan lingkunganya perlu ada usaha agar mereka asyik dengan lingkungan. Usaha ini dapat ditempuh melalui proses belajar-mengajar, baik di dalam kelas maupun di alam sekitar. Jadikanlah lingkungan sebagai sumber belajar.
Konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir, dan bagaimana menyelidiki. Berdasarkan pengertian ini, guru berada di tengah antara siswa dan sumber belajar. Guru berperan sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif dan kreatif. Guru memberi dorongan agar siswa berbuat banyak dan berbuat secara kreatif. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator.
Guru tidak hanya berusaha mengadakan sumber belajar seperti buku dan membawa siswa ke sumber belajar seperti lingkungan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hewan di sekitarnya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pemberi jalan atau fasilitator.
Guru berusaha agar siswa akrab dengan lingkungannya dan menggunakannya sebagai sumber belajar. Usaha ini tampaknya dapat melaporkan guru dan siswa, namun membawa makna pembaharuan dalam proses belajar-mengajar. Kita harapkan usaha pertama ini merupakan awal tinggal landas untuk mencapai caara belajar siswa aktif.
Kegiatan-kegiatan sebagai langkah awal untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut :
Kegiatan dan peristiwa ini hanya sebagian kecil saja dari pada yang mereka alami setiap hari. Tetapi apakah mereka akrab dengan lingkungannya? Belum tentu akrab. Untuk mengakrabkan mereka dengan lingkunganya perlu ada usaha agar mereka asyik dengan lingkungan. Usaha ini dapat ditempuh melalui proses belajar-mengajar, baik di dalam kelas maupun di alam sekitar. Jadikanlah lingkungan sebagai sumber belajar.
Konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir, dan bagaimana menyelidiki. Berdasarkan pengertian ini, guru berada di tengah antara siswa dan sumber belajar. Guru berperan sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif dan kreatif. Guru memberi dorongan agar siswa berbuat banyak dan berbuat secara kreatif. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator.
Guru tidak hanya berusaha mengadakan sumber belajar seperti buku dan membawa siswa ke sumber belajar seperti lingkungan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hewan di sekitarnya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pemberi jalan atau fasilitator.
Guru berusaha agar siswa akrab dengan lingkungannya dan menggunakannya sebagai sumber belajar. Usaha ini tampaknya dapat melaporkan guru dan siswa, namun membawa makna pembaharuan dalam proses belajar-mengajar. Kita harapkan usaha pertama ini merupakan awal tinggal landas untuk mencapai caara belajar siswa aktif.
Kegiatan-kegiatan sebagai langkah awal untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut :
- Halaman sekolah ditanami dengan tumbuh-tumbuhan. Para siswa hendaknya menempelkan label nama setiap tumbuhan pada sebilah papan bertingkat yang ditanamkan berdekatan dengan tanaman lain-lain.
- Kalau mungkin, siswa diminta membawa tumbuh-tumbuhan atau hewan tertentu ke dalam kelas dan dipelihara dengan baik. Akan terasalah kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
- Siswa dapat diarahkan untuk mengusahakan koleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), koleksi serangga (insektarium), dan koleksi ikan tawar (akuarium), yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
- Siswa hendaknya diarahkan untuk membuat koleksi batu-batuan dan kerang-kerangan yang berbeda bentuk dan jenisnya. Koleksi benda-benda itu disimpan di atas meja pada salah satu sudut kelas sebagai sumber dan alat belajar. Siswa akan merasa bangga berbuat seperti itu. Kelas seolah-olah menjadi museum keecil, yang besar artinya bagi proses belajar-mengajar. Selanjutnya, diharapkan guru mampu mengembangkan apa yang ada dalam kelas sebagai sumber dan alat belajar. Pajangan dalam kelas ini bukanlah sebagai hiasan semata-mata. Guru dapat membuat variasi yang lain.
5.
Pemanfaatan
Lingkungan sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan pendidikan harus mampu memberikan kemudahan kepada peserta didik
untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya. Seperti kita
ketahui bahwa peserta didik memiliki
rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta
memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat. Pengenalan terhadap
lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengmbangkan minat
keilmuan peserta didik.
a.
Pengertian
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang
atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan
benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan
dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah.
Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting
dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatan yang
melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di
suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup
beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan
keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk
di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu
terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan
budaya manusia.
b.
Nilai-Nilai
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu
sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. Lingkungan menyediakan berbagai
hal yang dapat dipelajari peserta didik. Jumlah sumber belajar yang tersedia di
lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara
sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan
semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta didik karena mereka belajar tidak terbatas oleh
empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat
mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya
untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
- Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
- Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
- Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak
sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak
pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat
diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes)
dan sumber daya manusia di masa mendatang. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan
aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat.Penggunaan
cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam pendidikan.
Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari
lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak usia dini bahkan hampir
semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan
adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik
untuk anak-anak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi
anak-anak.
Jika pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru
mengenai binatang, dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh
pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru
dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas
ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah
tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan
sealamiah seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak
untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar.
Artinya belajr tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan
kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan
emosional serta intelektual.
Perkembangan Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan
fisik anak, untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang
alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan
menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat
alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik anak.
Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya,
anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana
rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak
melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan.
Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi
dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak
mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin
mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui
oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga
terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Anak-anak dapat membangun kterampilan sosialnya ketika
mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam
menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada
di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling
menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
Perkembangan aspek emosi
Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui
oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa
percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang
terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat
pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari
pengembangan aspek emosinya.
Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya
sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata.
Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman
hidup yang nyata.
Perkembangan intelektual
Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan
benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk
menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.
Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan
konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak
di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak
untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan dampak
pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan anak. Namun guru juga
harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan
pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.
Adapun sumber belajar itu antara lain :
- Mengamati apa yang menarik bagi anak
Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat
menarik baginya. Bila guru melihat hal ini berilah bimbingan kepada anak dengan
cara menayakan apa yang sedang diamatinya.
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak
dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda
yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat mengembangkan ketrampilan
sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi dengan
orang dewasa dalam hal ini guru.
Upaya guru dengan mengamati apa yang menarik bagi anak juga
akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat anak mengungkapkan
hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan ekspresi yang serius dan
pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahsa anak juga akan semakin meningkat
jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan
berbahasa anak, kosa katanya akan berkembang.
- Perhatikan dan gunakan saat yang tepat untuk mengajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya
memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak. Hal
tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat banyak.
Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.
- Tanyalah anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka
untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat.
Pertanyaan yang bersifat terbuka akan memacu anak untuk
mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas sesuai dengan kemampuan
berbahasanya.
- Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru
Anak-anak terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata
untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi
pada anak harus dibantu oleh guru sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa
dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin meningkat.
- Cobalah berskap lebih ingin tahu
Guru-guru tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas pertanyaan
anak-anak. Guru yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan keperecayaan anak
kepadanya. Anak merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya
mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan
yang tinggi kepada guru yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika
guru tidak mengetahui banyak hal akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya
karena setiap mereka menanyakn sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang
jelas dan memuaskan.
c.
Jenis-Jenis
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar
anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak
usia dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa
berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan
budaya atau buatan.
1.
Lingkungan
alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu
yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu,
dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu
jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai
dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan
lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari,
lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga
dan memelihara lingkungan alam.
2. Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas
jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu
lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam
kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini
misalnya:
a. mengenal adat istiadat dan kebiasaan
penduduk setempat di mana anak tinggal.
b.
mengenal
jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
c.
Mengenal
organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
d.
Mengenal
kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
e.
Mengenal
kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
f.
Mengenal
struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam
kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang
terkecil atau paling dekat dengan anak.
3. Lingkungan budaya
Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang sifatnya
alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan
yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan
dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan
dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan
ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa
dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.
d.
Belajar yang sebenarnya melalui
widya wisata.
Widya wisata adalah
kegiatanbelajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar
kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dengan belajar melalui widya wisata adalah:
siswa memperoleh pengalaman langsung
sehingga proses belajar menjadi lebih
bermakna, membangkitkan minat siswa
untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama
dan tanggung jawab bersama, menciptakan
kepribadian yang komplit bagi guru dan
siswa, mengintegrasikan pengajaran di
kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah: sulit
dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dantanggung jawab ekstra, obyek wisata
yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan
tujuan belajar.
e.
Belajar benda sebenarnya melalui
specimen.
Terminologi benda sebenarnyadigolongkan atas
dua, yaitu obyek dan benda contoh (specimen). Obyek adalah semua
benda yang masih dalam keadaan asli dan
alami. Sedangkan specimen adalah bendabenda
asli atau sebagian benda asli yang
digunakan sebagai contoh. Namun ada juga
benda asli tidak alami atau benda asli
buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuknya oleh manusia.
Contoh-contoh specimen benda yang masih hidup
adalah: akuarium, terrarium, kebun
binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contohcontohspecimen benda yang
sudah mati adalah: herbarium, teksidermi, awetan dalam
botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh
specimen benda yang tak hidup
adalah: berbagai benda yang berasal dari
batuan dan mineral. Sekarang belajar melaluibenda sebenarnya jarang dilakukan.
Ada beberapa alasan orang tidak mempelajari benda
sebenarnya,
yaitu: bendanya sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau,
terlelalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari langsung tidak
boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya
Sabtu, 12 November 2011
Peranan dan fungsi sumber belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa. Dalam melaksanakan program pendidikan diperlukan peran guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pendidika Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Di masyarakat, kita sering menjumpai penggunaan istilah belajar seperti: belajar membaca, belajar bernyanyi, belajar berbicara, belajar matematika.Masih banyak lagi penggunaan istilah, bahkan termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti, belajar hidup mandiri, belajar menghargai waktu, belajar berumah-tangga, belajar bermasyarakat, belajar mengendalikan diri, dan sejenisnya.
Bila kita ingin lebih mengkaji lebih mendalam mengenai pendidikan dan belajar, hal yang perlu untuk tidak dilupakan adalah mengenai sumber belajar, semua kegiatan dalam belajar maupun dalam dunia pendidikan perlu adanya sumber belajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji dan memahami apa sebenarnya sumber belajar dalam dunia pendidikan itu. Dalam makalah ini penulis ingin menguraikan tentang pengertian sumber belajar, Jenis- jenis sumber belajar dalam pendiidikan, Fungsi sumber belajar, Kriteria memilih sumber belajar, Bagaimana memanfatkan lingkungan sebagai sumber belajar, Prosedur merancang sumber belajar dan Bagaimana mengoptimalkan sumber belajar
B. PERANAN DAN FUNGSI SUMBER BELAJAR
@ Peranan Sumber dalam Pembelajaran
Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan siswa. Keberhasilan belajar amat ditentukan oleh kualitas guru, karena guru mrupakan sumber belajar utama. Sumber belajar lain seolah-olah tidak ada perannya sama sekali karena frekuensi belajar dengan guru hampir 90% dari waktu yang tersedia. Bentuk komunikasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pemilihan dan pemanfaatan sumber belajar selain guru sangat selektif dan sangat ketat di bawah kontrol dan petunjuk khusus guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumbr belajar tertentu yang kurang relevan dengan ciri-ciri siswa dan tujuan belajar. Dilihat dari segi jumlah siswa yang ada biasanya sumber belajar yang ada sangat terbatas.
Peranan sumber belajar dalam belajar kelompok Dalam kenyataannya teknik-teknik yang digunakan dalam belajar kelompok dapat merangsang kreativitas, aktivitas dan interaksi setiap anggota kelompok. Untuk menjamin mutu dalam belajar kelompok maka perlu ditentukan besar kecilnya kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajarnya. Berikut ini disajikan pola umum yang diterapkan dalam belajar kelompok yaitu :
Pada pola a) gurulah yang mengontrol kegiatan diskusi siswa. Pola dasarnya adalah serangkaian dialog antara guru dengan setiap individu, dengan cara seperti ini maka interaksi antara siswa dengan siswa relatif kecil dibandingkan dengan pola b). Pada pola b) dapat disebut sebagai pola multi komunikasi, karena komunikasi dapat dilakukan dari dan ke berbagai arah. Pengendalian diri dan kontrol dilakukan oleh anggota masing-masing dengan cara menahan diri dan memberi kesempatan kepada anggota lain. Dapat pula dikatakan bahwa sumber belajar dapat berfungsi teoritis dan praktis. Secara teoritis sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk :
- Perencanaan Sehingga dapat diperoleh bahan sajian yang berdyaguna dan tepatguna yang dapat dipakai sebagai sumber belajar.
- Penelitian Dengan maksud untuk menguji pengetahuan yang berhubungan dengan sumber belajar siswa, kegiatan belajar yang kegiatannya meliputi juga pembahasan sumber pustaka, pemilihan informasi yang dapat diterapkan.
Secara praktis dimanfaatkan untuk :
- Kegiatan pengadaan (produktif) Misalnya: Membuat makalah buku, film, grafis, slide, dan sebagainya termasuk di dalamnya melaksanakan penataran dan latihan.
- Pelayanan dan pemanfaatan Tidak saja pelayanan terhadap kegiatan belajar mengajar di lembaga yang bersangkutan tetapi juga pemanfaatan sumber belajar tersebut oleh masyarakat pemakai (eksponen lainnya).
Semua fungsi itu akan berperan dengan baik apabila ditunjang oleh sistem pengelolaan yang memadai, yaitu organisasi yang baik dan tenaga yang profesional yang mampu mengelola dan mengembangkan sumber-sumber beljar. Atau lebih baik lagi apabila tenaga-tenaga pengelola itu mempunyai kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan perencanaan pengajaran.
@ Jenis-Jenis Sumber Belajar
@ Jenis-Jenis Sumber Belajar
Dari pengertian sumber belajar melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis sumber belajar yaitu
- sumber berupa pesan.
- manusia,
- Peralatan
- teknik/metode
- lingkungan/setting.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
- Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
- Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk
- pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya
- orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya
- bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
- alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;
- pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya
- lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
@ Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki fungsi :
- Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
- Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
- Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
- Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
- Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
- Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
@ Pemanfaatan Sumber Belajar
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber Belajar terdiri dari
A. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutny
B. lingkungan fisik (alam)
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya,
anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
C. PENUTUP
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
- Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
- Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
B. Saran
Adapun saran dari penulis makalah ini adalah yaitu gunakanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya dan jadikanlah makalah ini sebagai bahan referensi untuk makalah yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Adaptasi dari : Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.
Kurniawan As’ri. 2010. Mengenal Sumber Belajar ( Online ) http : // Pena Kurniawan As’ari. Com, diakses 10 April 2010
Aristo Rahadi. 2008. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar . Jakarta. Refika Utama
Langganan:
Postingan (Atom)